Text
Analisis Mutu Minyak Ikan Bawal Hitam (Parastromateus niger) dan Ikan Layang (Decapterus spp) dengan Menggunakan Metode Dry rendering dan Wet Rendering
Ikan bawal hitam dan ikan layang merupakan ikan pelagis dengan kelimpahan cukup besar dan kandungan lemak yang cukup tinggi, sehingga sangat berpotensi untuk dimanfaatkan menjadi minyak ikan. Proses ekstraksi minyak ikan menggunakan metode dry rendering dengan suhu 90-95ºC selama 15 menit dan wet rendering dengan suhu 100ºC selama 30 menit, dan akan dilakukan proses pemurnian pada metode dengan nilai rendemen tertinggi. Parameter utama pengujian mutu minyak ikan adalah asam lemak bebas, bilangan peroksidadan pengujian asam lemak dengan kromatografi gas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rendemen tertinggi terdapat pada metode wet rendering; ikan bawal hitam 2,84%; ikan layang 0,49%, sedangkan pada metode dry rendering; ikan bawal hitam 0,033%; ikan layang 0,013%. Hasil uji kadar asam lemak bebas pada ikan bawal hitam dan ikan layang adalah 1,65% dan 1,22%; bilangan peroksida pada ikan bawal hitam dan ikan layang adalah 0,43 meq/kg dan 0,17 meq/kg. Hasil pengujian asam lemak dengan kromatografi gas pada ikan bawal hitam dan ikan layang berturut-turut adalah asam lemak jenuh 36,17 dan 35,46%; asam lemak tak jenuh 35,88% dan 54,06%; Omega-3 17,27% dan 34,51%; omega-6 3,45% dan 3,67%; omega-9 11,54% dan 9,93%; asam lemak total 72,05% dan 89,52%. Secara keseluruhan produk minyak ikan tersebut sudah sesuai standar international dengan minyak ikan layang memiliki mutu yang paling baik.
50143210677 | KIPA/2018/TPH/50/DES/a | (RUANG KIPA) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain